Emilia Renita Az Dan Bukti Akan Kedangkalan Pemahamannya (Part 1)
Mempreteli status
Emilia Renita Az. Dia berkata:
"Wasiat Nabi saw,
hadis tsaqalain "al-qur'an dan itrati" ada di semua kitab shahih
sunni, tapi hadis "al-qur'an dan sunnati", ga ada di dalam 1 kitab
shahihpun. Kenapa justru hadis "al-qur'an dan sunnati" yang menyebar
ditengah-tengah muslim sekarang ini?" (selesai perkataannya)
Jawab kami (Al Amiry) :
1- Inilah kebodohan
Emilia Renita. Hadits Wasiat nabi dalam hadits tsaqlain tentang Al Quran dan
Itrah nabi ahli bait tidak dibaca dengan teliti dan tidak dibaca hinnga habis
dan selesai. Dalam shahih Muslim disebutkan, bahwasanya Rasulullah sahallallahu
alaihi wa sallam bersabda:
وَأَنَا
تَارِكٌ فِيكُمْ ثَقَلَيْنِ أَوَّلُهُمَا كِتَابُ اللَّهِ فِيهِ الْهُدَى وَالنُّورُ
فَخُذُوا بِكِتَابِ اللَّهِ وَاسْتَمْسِكُوا بِهِ فَحَثَّ عَلَى كِتَابِ اللَّهِ وَرَغَّبَ
فِيهِ ثُمَّ قَالَ وَأَهْلُ بَيْتِي أُذَكِّرُكُمْ اللَّهَ فِي أَهْلِ بَيْتِي أُذَكِّرُكُمْ
اللَّهَ فِي أَهْلِ بَيْتِي أُذَكِّرُكُمْ اللَّهَ فِي أَهْلِ بَيْتِي
"Dan aku
meninggalkan pada kalian tsaqlain (dua hal yang berat). Yang pertama adalah
kitabullah didalamnya terdapat hidayah dan dan cahaya, maka ambillah kitabullah
dan berpegang teguhlah dengannya dan nabi sangat menganjurkannya. Kemudia
beliau berkata: dan Ahli baitku, aku ingatkan kalian akan Allah terhadap Ahli
baitku, aku ingatkan kalian akan Allah terhadap ahli baitku, aku ingatkan
kalian akan Allah terhadap ahli baitku" HR Muslim
Kami harap Emilia
melanjutkan riwayat haditsnya, jangan di potong dan jangan pura-pura tidak
tahu. Riwayat selanjutnya, menjelaskan istri-istri nabi termasuk Ahli bait
nabi, akan tetapi kenapa syiah begitu mencela Aisyah dan Hafsah radhiyallahu
anhuma dan menuduh mereka bahwasanya mereka pelacur ??? Terusan hadits shohih muslim
diatas:
نِسَاؤُهُ
مِنْ أَهْلِ بَيْتِهِ
"Dan istri-istri
nabi termasukk Ahli bait nabi" HR Muslim satu hadits dengan hadits diatas
Akan tetapi kenapa
Emilia dan dedengkot syiah menghina Aisyah dan Hafsoh radhiyallahu anhuma
padahal keduanya istri nabi dan istri nabi adalah ahli bait ??? Perlu jawaban
dari diri Emilia
2- Sepertinya Emilia
tidak teliti baca hadits diatas. Apakah wasiat nabi untuk berpegang teguh
kepada Al Quran dan Ahli Bait ataukah berpegang teguh kepada Al quran dan
menghormati Ahli Bait saja (tanpa berpegang teguh kepada Ahli Bait). Coba
Emilia baca lagi haditsnya.
Kami ulangi lagi lafadz
hadits diatas biar jelas buat Emilia, Rasulullah bersabda:
فَخُذُوا
بِكِتَابِ اللَّهِ وَاسْتَمْسِكُوا بِهِ
"maka ambillah
kitabullah dan berpegang teguhlah dengannya"
Hadits diatas jelas
mewasiatkan untuk berpegang teguh kepada kitabullah saja tanpa ahli bait.
Disitu lafadz hadits
dengan dhomir (bihi) bukan dhomir (bihimaa). Kalau ahli bait termasuk dari bagian
yg di pegang teguh, seharusnya dengan lafadz (bihima). Seperti contoh hadits
wasiat nabi untuk berpegang teguh kepada Kitabullah dan sunnah nabi yang dengan
lafadz dhomir bihima, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
تَرَكْتُ
فِيكُمْ أَمْرَيْنِ لَنْ تَضِلُّوا مَا تَمَسَّكْتُمْ بِهِمَا: كِتَابَ اللهِ وَسُنَّةَ
نَبِيِّهِ
"Aku tinggalkan
pada kalian dua pekara kalian tidak akan sesat selama berpegang teguh dengan
keduanya: Kitabullah dan sunnah nabiNya" HR Malik dalam Muwattho'
Nah, dalam hadits nabi
ini jelas memerintahkan untuk berpegang teguh kepada keduanya karena
menggunakan lafadz bihima yakni :keduanya.
Terbukti, pemahaman
Emilia begitu lemah terhadap ilmu hadits, tapi sudah seenaknya bicara tentang
hadits.
Jadi, dalam hadits
tersebut hanya diperintahkan untuk berpegang teguh kepada al quran saja tanpa
ahli bait, lantas apa yang dimaksudkan dengan ahli bait diatas??
Maksudnya adalah, kita
harus menghormati Ahli bait tapi bukan berpegang teguh kepadanya. Perhatikan
saja hadits Muslim diatas, Rasulullah bersabda:
وَأَهْلُ
بَيْتِي أُذَكِّرُكُمْ اللَّهَ فِي أَهْلِ بَيْتِي أُذَكِّرُكُمْ اللَّهَ فِي أَهْلِ
بَيْتِي أُذَكِّرُكُمْ اللَّهَ فِي أَهْلِ بَيْتِي
"Ahli baitku, aku
ingatkan kalian akan Allah terhadap Ahli baitku, aku ingatkan kalian akan Allah
terhadap ahli baitku, aku ingatkan kalian akan Allah terhadap ahli baitku"
HR Muslim
Jadi yang diperintahkan
adalah untuk menjaga kehormatan ahli bait bukan bepegang teguh kepada mereka.
Karena Ahli bait tidak ma'shum dan memiliki kesalahan. Contohnya imam terbesar
mereka diingatkan Rasulullah tatkala meminang Anak Abu Jahl sehingga ditegur
oleh Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam.
===============
Tanggapan dari Emilia Renita Az
1.Al Amiry berkata bahwa “Hadits diatas jelas mewasiatkan untuk berpegang teguh kepada kitabullah saja tanpa ahli bait.” Tetapi dalam konteks hadis itu, setelah Nabi saw berkata bahwa beliau meninggalkan al-tsaqalain (dua hal yang berat), beliau menyebut yang satu al-Quran, yang kedua ahlul bait. Kenapa tiba-tiba Al Amiry memisahkan di antara keduanya: Al-Quran harus dipegang teguh, Ahlul Bait harus dihormati. Dari mana Al Amiry memungut kata “harus dihormati” . Kayaknya Al Amiry membaca hadis dengan kesenangan untuk menambah-nambah sama seperti pendahulunya ABU HURAIRA. Tunjukkan di mana ada kata menghormati. Untuk apa Nabi saw berkata, “dan Ahli baitku, aku ingatkan kalian akan Allah terhadap Ahli baitku, aku ingatkan kalian akan Allah terhadap ahli baitku, aku ingatkan kalian akan Allah terhadap ahli baitku.” Sekiranya Al Amiry teliti membaca hadis itu dan menyimaknya dengan kadar otaknya –seberapa pun sampainya- ia pasti berpikir untuk apa Nabi saw mengingatkan sampai tiga kali dengan membawa nama Allah terhadap ahlibait Nabi saw. Untuk sekedar menghormati??? Padahal beliau bersabda bahwa wasiat itu hal yang berat dan digandengkan dengan al-Quran.
Tanggapan dari
kami (Al Amiry):
1- Disinilah
ke sotoyan Emilia renita dalam memahami hadits.. Dalam hadits diatas, siapakah
yang memisahkan antara Kitabullah dan itroh ahli bait nabi ?? Kayaknya tidak
ada.. Hendaknya emillia baca lagi hadits diatas..
Ingat, Emilia
sepertinya kurang memahami hadits diatas. Jelas maksud dari awal hadits,
bahwasanya Rasulullah meninggalkan 2 hal yang berat. Nah apa itu?? Setiap 2 hal
yang berat itu ada tugasnya masing-masing yang disebutkan oleh Rasulullah
shallallahu alaihi wa sallam.
Pertama adalah
Al quran, Rasul perintahkan agar kaum
muslimin berpegang teguh kepadanya. Rasul bersabda:
فَخُذُوا بِكِتَابِ
اللَّهِ وَاسْتَمْسِكُوا بِهِ
"Maka
ambillah kitabullah dan berpegang teguhlah kepadanya"
Lafadz
berpegang teguh disebutkan oleh Rasuullah tentang al quran bukan ahlul bait.
Kedua adalah
ahlul bait, Maka tatkala Rasul menyebutkan Ahlul bait, apa tugas kaum muslimin
kepada mereka ??
أَهْلُ بَيْتِي أُذَكِّرُكُمْ
اللَّهَ فِي أَهْلِ بَيْتِي أُذَكِّرُكُمْ اللَّهَ فِي أَهْلِ بَيْتِي أُذَكِّرُكُمْ
اللَّهَ فِي أَهْلِ بَيْتِي
"Dan Ahli
baitku, aku ingatkan kalian akan Allah terhadap Ahli baitku, aku ingatkan
kalian akan Allah terhadap ahli baitku, aku ingatkan kalian akan Allah terhadap
ahli baitku"
Adakah
dilafadz tersebut berpegang teguh kepada ahli bait?? Nah, inilah tambahan dari
Emilia dari pemahaman dangkalnya terhadap hadits.
Sehingga, ana
tidak memisahkannya. Itu hanya prasangka dari emilia saja. Jadi gak usah
ditambah-tambah seenak emilia saja... Sudah ada hadits yang dzohir malah
nambah-nambah menggunakan akal.
===============
Tanggapan
Emilia yang kedua:
2. Lalu Al
Amiry memberikan contoh dengan hadis yang dhaif, dari Al-Muwatho’. Aku berharap
Al Amiry mengerti ‘ulum al-hadis, seberapa pun mampunya. Imam Malik
meriwayatkan hadis tersebut tanpa sanad sama sekali. Ia hanya berkata, “Telah
sampai kepadaku bahwa Rasulullah saw bersabda, “"Aku tinggalkan pada
kalian dua perkara kalian tidak akan sesat selama berpegang teguh dengan
keduanya: Kitabullah dan sunnah nabiNya" Siapa pun yang belajar hadis akan
mengatakan bahwa hadis semacam ini lemah sekali. Hilang saja satu mata rantai
dalam periwayatan hadis, sudah dhaiflah hadis itu. Di sini semua mata rantai
hadis hilang !!!
Tanggapan dari
kami (Al Amiry):
2- Memang
benar, hadits malik ini disebutkan tanpa sanadnya alias meriwayatkan dengan
mursal. Tapi, hadits riwayat malik yang kami sebutkan hanya sebagai contoh. Kan
sudah kami katakan, "Sebagai contoh".
Adapun hadits
diatas, sesungguhnya selain Malik sudah ada yang meriwayatkan hadits tersebut.
Seperti imam Al Hakim. Dalam hadits riwayat AL Hakim disebutkan:
إني قد تركت فيكم
ما إن اعتصمتم بهما فلن تضلوا أبدا كتاب الله وسنة نبيه الحديث
"Sesungguhnya
aku tinggalkan pada kalian, selama kalian berpegang teguh dengan keduanya maka
tidak akan tersesat selama-lamanya. Kitabullah dan sunnah nabinya" HR Al
Hakim
Dan hadits
ini, disebutkan dengan sanadnya oleh Al Hakim. Dalam riwayat Al Hakim yang
lain.
أَخْبَرَنَا أَبُو
بَكْرِ بْنُ إِسْحَاقَ الْفَقِيهُ، أَنْبَأَ مُحَمَّدُ بْنُ عِيسَى بْنِ السَّكَنِ
الْوَاسِطِيُّ، ثنا دَاوُدُ بْنُ عَمْرٍو الضَّبِّيُّ، ثنا صَالِحُ بْنُ مُوسَى الطَّلْحِيُّ،
عَنْ عَبْدِ الْعَزِيزِ بْنِ رُفَيْعٍ، عَنْ أَبِي صَالِحٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ
رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
" إِنِّي قَدْ تَرَكْتُ فِيكُمْ شَيْئَيْنِ لَنْ تَضِلُّوا بَعْدَهُمَا: كِتَابَ
اللَّهِ وَسُنَّتِي، وَلَنْ يَتَفَرَّقَا حَتَّى يَرِدَا عَلَيَّ الْحَوْضَ
Nah, beliau
menjelaskan bagaimana kedudukan hadits ini ?? Al Hakim mengatakan:
صحيح الإسناد احتج
البخاري بعكرمة واحتج مسلم بأبي أويس وله أصل في الصحيح
"Sanadnya
shohih, Bukhari berhujjah dengan ikrimah dan muslim berhujjah dengan abu uwais.
Dan hadits ini ada asalnya dalam shohih"
Jadi hendaknya
diperhatikan lagi sama emilia. Yang riwayat malik secara mursal itu hanya
sebagai contoh. Dan ini sudah kami sebutkan riwayat Al Hakim
===============
Tanggapan
Emilia yang ke tiga:
3. Perhatikan
hadis berikut ini,
يا أيها الناس ألستم
تشهدون أن الله ورسوله أولي بكم من أنفسكم؟ وأن الله ورسوله مولاكم؟ قالوا بلي، قال
: فمن كان الله ورسوله مولاه فائن هذا مولاه، وقد تركت فيكم ما إن أخذتم بهما لن تضلوا
بعدي كتاب الله وأهل بيتي
“Wahai manusia
bukankah kalian bersaksi bahwa Allah dan RasulNya lebih didahulukan dari diri
kalian? Dan bahwa Allah dan Rasul-Nya maula kalian? Mereka berkata, “Benar. Ia
bersabda, “Barangsiapa yang menerima Allah dan RasulNya seabagai maulanya,
hendaklah ia menerima orang ini (yakni, Ali) sebagai maulanya. Sungguh, aku
telah tinggalkan bagi kalian yang jika kalian berpegang kepada keduanya
(akhadztum bihima) kamu tidak bakalan sesat selama-lamanya sepeninggaku: Kitab
Allah dan Ahli Baitku).
Hadis ini
diriwayatkan oleh al-Muttaqi al-Hindi dalam Kanz al-‘Ummal hadis # 36441
(Semoga Al Amiry mengenal kitab ini), Ibn Jarir al-Thabari, al-Muhamiliy dalam
Kitab al-Amali. Bila Al Amiry tidak tahu kitab-kitab tersebut, bacalah
denganteliti hadis yang sama pada Sunan al-Tirmizi 2:307; al-Darimi 2:432;
Musnad Ahmad 3:14, 17, 26, 59; 4: 366, 371; 5: 182, 189; Khashaish al-Nasai 30;
Mustadrak al-Hakim 3:109, 148, 533; dan lain-lain). Janganlah merasa menjadi
ahli hadis hanya karena sudah baca Bukhari dan Muslim, atau Muslim dan
al-Muwatho’! Kuatir, sotoyy...
Tanggapan kami
(Al Amiry):
3- Hadits di
itu tidak disebutkan dengan lafadz (bihima). Sebagaimana yang diperintahkan
oleh emilia, untuk merujuk ke kitab lain seperti At Tirmidzi dll.
Maka
disebutkan dengan lafadz bihi.
Riwayat
tirmidzi:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ
إِنِّي قَدْ تَرَكْتُ فِيكُمْ مَا إِنْ أَخَذْتُمْ بِهِ لَنْ تَضِلُّوا كِتَابَ اللَّهِ
وَعِتْرَتِي أَهْلَ بَيْتِي
(Maka dalam
riwayat itu dengan lafadz bihi bukan bihima) Hadits nomor 3786
Riwayat
tirmidzi juga:
إِنِّي تَارِكٌ فِيكُمْ
مَا إِنْ تَمَسَّكْتُمْ بِهِ لَنْ تَضِلُّوا بَعْدِي أَحَدُهُمَا أَعْظَمُ مِنْ الْآخَرِ
كِتَابُ اللَّهِ حَبْلٌ مَمْدُودٌ مِنْ السَّمَاءِ إِلَى الْأَرْضِ وَعِتْرَتِي أَهْلُ
بَيْتِي
(Juga dengan
lafadz bihi bukan bihima) Hadits nomor 3788
Jadi hendaknya
diperhatikan lagi oleh Emilia
Kalaupun
dengan lafadz bihima, maka masuk kedalamnya Ahlul bait yang lurus pemahamannya
akan islam, bukan ahlul bait yang sesat dan menyesatkan seperti syiah rafidhah.
Itu, kalau benar haditsnya. Sebagaimana yang dikatakan oleh para ulama.
===============
Tanggapan
Emilia Az yang keempat:
4. “Terakhir,
dhamir “hu” digunakan untuk menyebut dua hal yang berupa kesatuan, dan tidak
menggunakan dhamir “huma”. Perhatikan ayat al-Quran ini: Mahasuci Dia yang
menjalankan hamba-Nya dari Masjid al-Haram ke Masjid al-Aqsha yang kami berkahi
sekelilingnya (alladzi baaraknaa hawlaHU ). Bolehkan aku bertanya wahai “ahli
dhamir”: yang diberkati sekelilingnya itu apakah masjid al-haram atau masjid
al-aqsha??. Tuan al Amiry yang ahli dhamir PASTI berkata: kedua-duanya! Jika
kedua-duanya Allah swt harusnya menulis “hawlaHUMA”, bukan “hawlaHU”.
Sepertinya Tuan Al Amiry lebih “cerdas” dari Allah swt dan RasulNya saw. Aku
anjurkan bacalah sekali lagi kaidah-kaidah nahwu. Khususnya dalam Alfiyah Ibn
Malik. Bukan apa-apa. Supaya ga sotoyy aja. Maaf!”
Tanggapan kami
(Al Amiry):
4. Inilah
kedangkalan Emilia dalam tafsir setelah kedangkalannya terhadap hadits
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Jadi double lah kedangkalan ilmunya.
Dangkal dalam memahami perkataan Rasulullah dan dangkal dalam memahami
perkataan Allah tabaroka wa ta'ala.
Dalam tafsir
"alladzi baaraknaa hawlaHU (yang kami berkahi sekelilingnya)" dia
menyatakan sekelilingnya "dhomir hu" kembali kepada haulal masjidil
aqsa dan al masjidil haram. Dan dia memaksa bahwasanya ana satu pendapat dengan
tafsir bathilnya.
Jelas, tafsir
Emilia ngada-ngada dan memaksa-maksa. Untuk mencocoki hadits tamassuk dengan
dhomir "Hu" yang hanya kembali kepada Al Quran tanpa AHlul bait.
Disebutkan
dalam kitab-kitab tafsir, diantaranya adalah Tafsiir Al jalaalain, tafsir Al
baghowi, Ibnu katsir dll. Makna "Baaroknaa haulahu (Kami berkahi yang
disekitarnya)" Allah berkahi dengan apa ?? Dalam kitab kitab tafsir,
disebutkan
بالزروع و الأشجار
و الأنهار
"Dengan
bercocok tanam, dan phon-pohon, dan sungai-sungai"
Silahkan
emilia kembali merujuk ke kitab-kitab tafsir yang ada.
Pertanyaan
ringan dari kami:
- Emangnya
mekkah, banyak yang bercocok tanam ?? Ini sudah sangat fatal sekali. Padahal
mekkah terkenal dengan tijaroh (jual beli) bukan bercocok tanam. Kalau ahlu
madinah maka iya. Tapi kalau penduduk mekkah???
- Emangnya
mekkah banyak pohonyya ?? Justru sekitar masjidil haram banyak padang pasirnya,
dan bukan pohon-pohon.
- Emangnya,
mekkah banyak sungai-sungai ?? Nah.. Jadi yang dimaksdkan haulahu adalah haula
al masjidil aqsa (sekitar masjidil aqsa) bukan masjidil haram.
Sehingga dapat
dipahami lafadz "haulahu" domir "hu" hanya kembali kepada
masjidil Aqsa dan masjidil haram tidak ikut dalam dhomir tersebut.
Maka dari itu
para ulama menyatakan haulahu (sekitarnya) adalah Syam, yang mana baitul maqdis
berada di syam.
Disebutkan
dalam kitab Mukhtasar Ibni Katsir:
باركنا حوله - يعني
الشام
-
"Kami
berkahi sekelilingnya, yakni: Bumi syam" Mukhtashar tafsir ibni katsir
2/354
Sehingga ulama
menyatakan "haulahu (sekitarnya)" dengan syam bukan mekkah.
Dalam tafsir
lain disebutkan:
من المسجد الحرام
بـ «مكة» إلى المسجد الأقصى بـ «بيت المقدس» الذي بارك الله حوله في الزروع والثمار
وغير ذلك، وجعله محلا لكثير من الأنبياء
"Dari
masjidil haram di makkah ke masjidil aqsa di baitul maqdis yang kami berkahi
sekitarnya dengan bercocok tanam, buahan dan selainnya dan dengan dijadikannya
dia menjadi tempat kebanyakan para nabi" At Tafsir Al Muyassar hal. 282
Peratanyaan
ringan dari kami:
Kalau mekkah
termasuk dari dhomir "hu", emanganya di mekkah tempat kebanyakan nabi
?? Padahal di mekkah hanya ditempati oleh dua nabi yang masyhur yakni
"Ismail" dan "Muhammad" alaihimassalam.
Dan sebaliknya
justru, di syam sekitar baitul maqdis, disitulah tempat kebanyakan para nabi.
Diantaranya nabi Ibrahim yang hijrah kesana, nabi luth, ya'qub, musa, isa, dll
alaihimussalam.
Jadi batallah
lah istidlal anda wahai Emilia.
Sehingga yang
sok tahu, ana atau anda wahai Emilia ?? Hadaakillah, na’am.
===============
Tanggapan
Emilia Az yang kelima:
5. Al Amiry
juga mengutip dengan memotong-motong kalimat:
"
نِسَاؤُهُ مِنْ أَهْلِ
بَيْتِهِ
"Dan
istri-istri nabi termasukk Ahli bait nabi" HR Muslim satu hadits dengan
hadits diatas "
Inilah hadis
itu selengkapnya:
"Hushayn
berkata kepadanya : Siapakah ahlulbaytnya? Ya Zaid, bukankah istri-istri Nabi
saw itu ahli baitnya? Ia berkata, :"Istri-istrinya itu ahli baitnya,
tetapi ahli baitnya itu adalah orang yang diharamkan menerima shadaqah
sepeninggalnya. Ia bertanya,siapakah mereka?
Mereka itu
keluarga Ali , keluarga Aqil, keluarga Ja'far dan keluarga Abbas.
Ia berkata
Apakah semuanya itu menerima shadaqah? Ia berkata, benar."
Jangan juga
mengambil juga satu hadis Muslim saja. Baca juga 2 hadis berikutnya,
"kami
bertanya siapakah ahli baitnya? Istri-istrinya? Zaid bin Arqam
berkata,"BUKAN! Demi Allah seorang istri itu bersama suaminya
sewaktu-waktu saja. Kemudian (kalau ia) menthalaqnya, perempuan itu kembali
kepada orang tuanya dan kaumnya. Ahli baitnya adalah keluarga intinya. Kaumnya
yang diharamkan shadaqah sesudahnya. (hadis Muslim 6181). Simak ucapan Zaid bin
Arqam pada kedua hadis itu”
Tanggapan kami
(Al Amiry):
5- Terakhir tentang istri-istri nabi apakah istri abi
termasuk ahlul bait atukah bukant. Riwayat ini disebutkan kedua-duanya dalam
shohih muslim. Dalam satu riwayat, zaid mengatakan iya, dalam riwayat lain
tidak.
Tapi saran kami buat emilia, anda seharusnya peka dengan
hadits kedua-duanya terkhususkan yang mengatakan tidak. Coba baca lagi
haditsnya. Zaid berkata tatkala ditanya apakah istri nabi termasuk ahlul bait
ataukah tidak, Zaid berkata:
لَا وَايْمُ اللَّهِ إِنَّ الْمَرْأَةَ
تَكُونُ مَعَ الرَّجُلِ الْعَصْرَ مِنْ الدَّهْرِ ثُمَّ يُطَلِّقُهَا فَتَرْجِعُ إِلَى
أَبِيهَا وَقَوْمِهَا
"Bukan demi Allah. Sesungguhnya seorang istri bisa
saja dia setiap saat bersama suaminya. Tapi kemudian bisa saja diceraikannyanya
hingga akhirnya dia kembali kepada bapaknya dan kaumnya." HR Muslim
Dalam hadits ini sudah sangat jelas..
Pertanyaannya, Apakah Aisyah dan Hafsah radhiyallahu
anhuma diceraikan nabi sehingga Rasul wafat dan tidak memiliki aisyah dan
hafsah lagi ??
Jelas, Aisyah dan hafsah masih istri nabi sampai
Rasulullah wafat. Sehingga batallah
istidlal anda wahai Emilia.
Tambahan juga
tentang masalah dua riwayat ini yang seakan-akan bertentangan. Maka maksud
perkataan zaid itu yang lain dan dalam riwayat muslim yang lain adalah,
bahwasanya istri-istri nabi bukanlah termasuk ahlul bait yang dilarang untuk
makan sadaqah. Jadi istri-istri nabi dibolehkan, adapun keluarga ali, abbas,
aqiil maka haram atas mereka untuk makan sedekah.
Imam Nawawi
menjelaskan yang mana dzahir kedua riwayat ini bertentangan padahal tidak,
beliau rahimahullah berkata:
فهاتان الروايتان
ظاهرهما التناقض والمعروف في معظم الروايات في غير مسلم أنه قال نساؤه لسن من أهل بيته
فتتأول الرواية الأولى على أن المراد أنهن من أهل بيته الذين يساكنونه ويعولهم وأمر
باحترامهم وإكرامهم وسماهم ثقلاً ووعظ في حقوقهم وذكر فنساؤه داخلات في هذا كله ولا
يدخلن فيمن حرم الصدقة وقد أشار إلى هذا في الرواية الأولى بقوله نساؤه من أهل بيته،
ولكن أهل بيته من حرم الصدقة فاتفقت الروايتان
"Kedua
riwayat ini dzohirnya bertentangan. Dan sebagaimana yang telah diketahui, dalam
kebanyakan riwayat selain Imam Muslim, bahwasanya Zaid berkata:
"Istri-istrinya bukanlah dari ahlul bait nabi". Maka riwayat pertama,
ta'wilnya adalah bahwasanya yang dimaksudkan adalah "Bahwasanya
istri-istri nabi termasuk ahli bait nabi yang mereka tinggal bersama nabi dan
nabi berkeluarga dengannya dan nabi memerintahkan untuk menghormatinya dan memuliakannya
dan nabi menamai mereka dengan Tsaql (hal yang berat) dan nabi menasihati akan
hak-hak mereka, maka Zaid menyebutkan bahwasanya istri-istri nabi masuk kedalam
semua perkara ini akan tetapi tidak termasuk kedalam golongan orang-orang yang
diharamkan sedekah atas mereka. Zaid telah mengisyaratkan akan hal ini dalam
riwayat yang pertama bahwasanya istri-istri nabi termasuk ahli bait nabi, akan
tetapi ahli bait nabi yaitu adalah yang diharamkan sedekah atasnya. Maka
sepakat kedua riwayat ini" Syarh shohih muslim 15/180
Maka hendaklah
Emilia banyak-banyak belajar sebelum hidayah semakin jauh darimu. Na’am,
Hadaakillah Yaa Emilia.
Penulis: Muhammad Abdurrahman Al Amiry
Artikel: alamiry.net (Kajian Al Amiry)
Anda diperkenankan untuk menyebarkan, re-publikasi, copy-paste atau mencetak artikel yang ada di alamiry.net dengan menyertakan alamiry.net sebagai sumber artikel.
Ikuti status kami dengan menekan tombol like pada halaman FB Muhammad Abdurrahman Al Amiry , dan tombol follow pada akun Twitter @abdr_alamiry
Artikel: alamiry.net (Kajian Al Amiry)
Anda diperkenankan untuk menyebarkan, re-publikasi, copy-paste atau mencetak artikel yang ada di alamiry.net dengan menyertakan alamiry.net sebagai sumber artikel.
Ikuti status kami dengan menekan tombol like pada halaman FB Muhammad Abdurrahman Al Amiry , dan tombol follow pada akun Twitter @abdr_alamiry
0 komentar:
Posting Komentar